Selasa, 23 September 2014

Permesta

Pemberontakan PRRI/Permesta didahului dengan pembentukan dewan-dewan di beberapa daerah di Sumatera, antara lain Dewan Banteng di Sumatera Barat oleh Letnan Kolonel Achmad Husein (20 Desember 1956) ; Dewan Gajah di Medan oleh Kolonel Maludin Simbolon (22 Desember 1956) dan Dewan Manguni di Manado oleh Letnan Kolonel Ventje Sumuai (18 Februari 1957). Tanggal 10 1958 didirikan organisasi yang bernama Gerakan Perjuangan Menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang diketuai oleh Letnan Kolonel Achamad Husein. Gerakan Husein ini akhirnya mendirikan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) yang berkedudukan di Bukittinggi dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai pejabat presiden. Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) pada hari berikutnya mendukung dan bergabung dengan PRRI sehingga gerakan bersama itu disebut PRRI/Permesta. Permesta yang berpusat di Manado tokohnya adalah Letnan Kolonel Vantje Sumual, Mayor Gerungan, Mayor Runturambi, Letnan Kolonel D.J. Samba, dan Letnan Kolonel Saleh Lahade.
Untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta dilaksanakan operasi gabungan yang terdiri atas unsur-unsur darat, laut, udara, dan kepolisian. Serangkaian operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.   Operasi Tegas dengan sasaran Riau dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution. Tujuan mengamankan instansi dan berhasil menguasai kota. Pekanbaru pada tanggal 12 Maret 1958.
2.   Operasi 17 Agustus dengan sasaran Sumatera Barat dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani berhasil menguasai kota Padang pada tanggal 17 April 1958 dan menguasai Bukittinggi 21 Mei 1958.
3.   Operasi Saptamarga dengan sasaran Sumatera Utara dipimpin oleh Brigjen Jatikusumo.
4.   Operasi Sadar dengan sasaran Sumatera Selatan dipimpin oleh Letkol Dr. Ibnu Sutowo.
5.   Sedangkan untuk menumpas pemberontakan Permesta dilancarkan operasi gabungan dengan nama Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat, yang terdiri dari :
·         Operasi Saptamarga I dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Tengah, dipimpin oleh Letkol Sumarsono.
·         Operasi Saptamarga II dengan sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan, dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono.
·         Operasi Saptamarga III dengan sasaran Kepulauan Sebelah Utara Manado, dipimpin oleh Letkol Magenda.

·         Operasi Saptamarga IV dengan sasaran Sulawesi Utara, dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat

Kebijakan Pemerintah Orde Baru

PERTUMBUHAN DAN MOBILITAS PENDUDUK PADA MASA ORDE BARU

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieIhBRsXtMh46-GNKvo8SJsniIEo_M9mr4FIE8gTB_hB9H2RFNwwyhW3hVSiFMQnobdW20e-QX4v0Dk3LsQ96iVcJFi7ZoUibeJyfPgkoWn-j8gh878cnlLCeJGAXpNyovJ9esdQA6Av4/s1600/kebijakan-ekonomi-orde-baru.jpg
            a.     Pertumbuhan dan mobilitas penduduk
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya kota yaitu:
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang

Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut,maka mobilitas penduduk dapat di artikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara toritorial ataupun geografis.Hubungan timbal balik antara kota dengan kota ataupun antara kota dengan desa dapat menyebabkan dengan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi,social maupun budaya.Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota.

            b.      Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru
Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2 teori yaitu:

1.      Teoti tempat sentral(central place theory)oleh Walter Christaller
Bahwa pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah yang maksimum.Masing-masing titik sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.

2.      Teori kutub pertumbuhan(Growth Pole Theory)
Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang berbeda.

            c.     Faktor penyebab suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan.
Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan di sebabkan oleh beberapa antara lain:
1.Kondisi fisik wilayah
2.Kekayaan sumber daya alam
3.Sarana dan prasarana transportasi
4.Adanya industri













Definisi Interaksi Desa – Kota
Mungkin kalian sekarang sudah mulai paham isi dari sinopsis yang menyatakan kalau desa dan kota
itu ada hubungan. Hubungan ini dinamakan dengan interaksi wilayah yaitu wilayah desa dan Kota. Jadi menurutmu apa yang dimaksud dengan interaksi wilayah ( Spatial Interaction ) ? 
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga prinsip pokok sebagai berikut :
  1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
  2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
    • Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
    • Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah
    • Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan dan sebagainya
  3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
    • kota menjadi sasaran urbanisasi
    • terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Faktor Interaksi Desa – Kota
Menurut kalian adakah faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi interaksi keruangan antara
desa – kota? Jawabannya adalah ada dan faktor tersebut dikemukakan oleh Edward Ulman yang terdiri dari faktor - faktor, yaitu :
  1. Adanya wilayah – wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity)artinya, terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah.
  2. Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga) dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah.
  3. Adanya kemudahan transfer/ pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas.





 Aspek Interaksi Desa – Kota
Di antara kalian ada yang bisa menyebutkan aspek–aspek interaksi desa – kota? Dalam interaksi desa – kota terdapat beberapa aspek penting yang timbul akibat interaksi tersebut. Aspek interaksi desa – kota adalah sebagai berikut:
  1. Aspek Ekonomi, meliputi :
    • Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
    • Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
    • Meningkatkan pendapatan penduduk
    • Menimbulkan kawasan perdagangan
    • Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
  2. Aspek Sosial, meliputi :
    • Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
    • Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
    • Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga desa dengan warga kota
  3. Aspek Budaya meliputi :
    • meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan siswanya yang bersekolah
    • Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari masyarakat kota
    • Potensi sumber budaya yang terdapat di desa hingga melahirkan arus wisatawan masuk desa 
Teori Interaksi Desa – Kota
Tahukah kalian bahwa ada beberapa teori yang mendukung tentang terjadinya interaksi desa- kota. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh William J. Reilly yaitu teori titik henti (breaking point theory)

Inti dari teori titik henti ini adalah “jarak titik henti atau titik pisah dari pusat perdagangan yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan itu, dan berbanding terbalik dengan satu di tambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dengan jumlah penduduk kota atau wilayah yang lebih sedikit penduduknya.

















HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA DESA DAN KOTA


mungkin kalian sudah memahami antara kehidupan didesa dan dikota pasti banyak banget berbedaan antara keduanya. sering kita lihat kehidupan didesa kurang memahami tidak seperti kehidupan dikota .
kita sebagai orang muslim sebaiknya tidak boleh membedakan bedaan antara keduanya.

Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa.
Faktor Interaksi Desa – Kota
Menurut kalian adakah faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi interaksi keruangan antara
desa – kota? Jawabannya adalah ada dan faktor tersebut dikemukakan oleh Edward Ulman yang terdiri dari faktor - faktor, yaitu :
1.             Adanya wilayah – wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity)artinya, terdapat kebutuhan timbal balik antar wilayah sebagai akibat adanya perbedaan potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah.
2.            Adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity) artinya, kedua wilayah memiliki kesempatan melakukan hubungan timbal balik serta tidak ada pihak ketiga yang membatasi kesempatan itu. Adanya campur tangan /intervensi pihak ketiga (wilayah ketiga) dapat menjadi penghambat atau melemahkan interaksi antara dua wilayah
3.            Adanya kemudahan transfer/ pemindahan dalam ruang (spacial transfer ability) artinya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang baik manusia, informasi ataupun barang sangat bergantung dengan faktor jarak, biaya angkasa (transportasi) dan kelancaran prasarana transportasi. Jadi semakin mudah transferbilitas, maka akan semakin besar arus komoditas.


Aspek Interaksi Desa – Kota
Di antara kalian ada yang bisa menyebutkan aspek–aspek interaksi desa – kota? Dalam interaksi desa – kota terdapat beberapa aspek penting yang timbul akibat interaksi tersebut. Aspek interaksi desa – kota adalah sebagai berikut:
1.             Aspek Ekonomi, meliputi :
·                     Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
·                     Meningkatkan pendapatan penduduk
·                     Menimbulkan kawasan perdagangan
·                     Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa
2.            Aspek Sosial, meliputi :
·                     Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
·                     Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
·                     Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga desa dengan warga kota
3.            Aspek Budaya meliputi :
·                     meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan siswanya yang bersekolah
·                     Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari masyarakat kota

Manfaat Interaksi Desa – Kota
Menurut pemikiran kalian adakah manfaat dengan adanya interaksi desa – kota? Dengan adanya interaksi desa – kota dapat memberikan beberapa manfaat bagi desa maupun bagi kota, diantaranya :
1.             meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota
2.            pengetahuan penduduk desa meningkat
3.            dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa
4.            dapat menumbuhkan heterogenitas mata pencarian penduduk desa
5.            terjadinya peningkatan pendapatan
6.            terpenuhinya berbagai kebutuhan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan


Tabel Dampak Interaksi Desa - Kota

No
Dampak wilayah
Positif
Negatif
1
Desa 
·                     Meningkatnya Cakrawala pengetahuan penduduk desa
·                     Terjadinyapenetrasikebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan.
·                     Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan berdampak meningkatnya pendapatan masyarakat
·                     Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat menimbulkan kerusakkan lingkungan
·                     Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan
·                     Terjadinya kekurangan tenaga potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi
·                     Terjadi perkembangan sarana – prasarana transportasi penghubung desa dengan kota, sehingga desa tidak lagi terisolir
·                     Kemungkinan banyaknya orang yang kembali ke desa akan menyebabkan semakin padatnya desa
·                     Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian
·                     Masuknya barang – barang produksi industri yang terjadi tidak ada
2
Kota 
·                     Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa dengan kota
·                     Munculnya daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang.
·                     Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga kerja
·                     Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis
·                     Tersalurnya hasil–hasil produksi di wilayah pedesaan
·                     Masuknya orang dari berbagai daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis
·                     Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi antara berbagai kebudayaan tersebut.
·                     Memungkinkan terjadinya pernikahan antar suku, yang akan meningkatkan rasa sebangsa dan setanah air.

Jumat, 19 September 2014

Reformasi Gereja

Reformasi Gereja

a. Situasi Sebelum Reformasi
Jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 menyebabkan Eropa berubah. Masyarakat Eropa mengalami masa-masa suram yang disebut dengan jaman/abad kegelapan.      Adapun ciri-ciri jaman itu :
1. masyarakat hidup agraris
2. muncul feodalisme
3. seluruh kehidupan bertumpu pada ajaran gereja, menyimpang berarti dosa dan salah      4. Paus kedudukannya sangat tinggi/sentral berkuasa dalam bidang agama dan politik
5. Budaya Yunani Kuno dan Romawi Kuno tersingkirkan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3bZNfVO00pyVF2kwp25IwakRBnmByREcYnW2pcf174E4n6U542-fFKz07ZTQlsiZ3uKWrOoneP6ge4rg9nswE0CAmIsc2moLUb4gDnFLzuZuFLukjWPM-UGtzA43L4F4nEjQsOjaH4l4/s400/inquisition2.JPG
Hukuman Bagi Para Penentang Gereja

Kekuasaan Paus yang sangat besar menyebabkan ia banyak melakukan penyimpangan khususnya dalam bidang agama, sehingga memunculkan kekecewaan dari sebagian umat sehingga memunculkan upaya perbaikan yang dikenal dengan istilah reformasi gereja.

b. Pembaharuan di dalam Gereja
Adalah pembaharuan yang terjadi dalam bidang gereja, muncul sebagai akibat banyaknya penyimpangan yang terjadi dalam agama katholik. Faktor-faktor penyebab adalah :
1. adanya penyimpangan yang dilakukan gereja katholik/nasrani, misalnya : penjualan surat pengampunan dosa, untuk beaya perang salib
2. kampanye idulgensia (pengampunan dosa), untuk biaya pembangunan gereja St. Petrus di Roma dengan menyumbang sejumlah uang.
3. Berkembangnya faham humanisme yang memungkinkan orang untuk  mempelajari ajaran Yesus yang asli yang tertulis dalam bahasa Yunani kuno. Hal itu menyebabkan orang tahu bahwa ada ajaran yang diberikan oleh gereja Nasrani yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus yang asli
4. Munculnya negara-negara nasional di eropa, di mana rajanya tidak mau lagi mentaati Paus di Roma. Mereka menyadari kedudukannya sebagai kepala negaranya masing-masing.Para raja hanya mengakui kedudukan Paus  sebagai kepala agama saja. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyFyAX8vCobv8inMWs38fxVPfuxY7xcjENhFJeJP5V5wpanpvlByZdieUogXjRwU8rO1gnMx8OoPO66KqvynL7KeRDyFSLN0Uj9PQsHnZLNCP3RnYOZAIxdEMY_kllncB2F-xvS3WRbb0/s400/images.jpg

Tujuan dari gerakan Reformasi gereja adalah untuk mengembalikan ajaran Katholik. Tokohnya adalah Marthin Luther (1517), Jean Calvin, Zwingli. Dalam perkembangannya mereka kemudian mendirikan agama Kristen. Perkembangan gerakan ini sangat pesat terutama di Jerman, Perancis dan Inggris.

c. Gerakan Kontra Reformasi
Gerakan ini merupakan reaksi dari terus terpecahnya agama Katholik akibat dari gerakan reformasi gereja. Tokohnya adalah para penganut setia agama katholik Roma yang tidak rela agamanya menjadi terpecah-pecah. Adapun tujuannya :
1. menghentikan perpecahan yang terus terjadi dalam agama katholik
2. mengajak umat untuk kembali ke agama katholiK.

Cara yang dilakukan adalah dengan melalui Konsili Trente (1545-1563) dan melalui perang agama (Kristen vs Katholik). Tokohnya: Paus Pius V, Raja Filipus II, Santo Ignatius dari Loyola, dll.

Kamis, 18 September 2014

Renaissans

Gerakan Renaissance dan Pengaruhnya di Eropa

Eropa Abad Pertengahan memiliki ciri khusus di mana kekuasaan Gereja berpengaruh sangat dominan dalam menentukan kebijakan-kebijakan negara saat itu. Hal ini lebih lanjut juga mempengaruhi sistem filsafat jaman itu, berikut pula perkembangan ilmu pengetahuan di dalamnya. Ilmu pengetahuan dipandang dan digunakan untuk melegitimasi keyakinan yang didasarkan pada dogma-dogma agama. Filsafat pun demikian. Pendeknya, sebagaimana tradisi skolastik, segala sesuatu harus disesuaikan dengan kepercayaan akan dogma-dogma agama. 
Cara pandang modern sebagai lawan dari cara pandang Abad Pertengahan dimulai di Italia dengan gerakan yang disebut Renaissance. Gerakan ini merupakan antitesa bagi corak kesadaran Abad Pertengahan yang ditandai oleh kesatuan, keutuhan, dan totalitas yang koheren dan sistematis yang tampil dalam bentuk metafisika atau ontologi. Lorens Bagus, dalam Kamus Filsafat-nya menyatakan setidak-tidaknya empat manifestasi utama Renaissance, yakni:
1. Gerakan Humanisme yang berusaha tidak saja untuk menerjemahkan sumber-sumber Yunani dan Romawi, tetapi juga mencari nilai atau gaya hidup manusia yang terkandung di dalamnya.
2. Penolakan tradisi Aristotelian Abad Pertengahan. Hal ini diikuti dengan bangkitnya Platonisme.
3. Keterbukaan kepada ilmu-ilmu yang baru mulai terbentuk. 
4. Ketidakpuasan dengan kemapanan yang terjadi dalam lapisan agama. Hal ini mengarah kepada Reformasi Protestan. 
Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan oleh tiga hal, yaitu: subyektifitas, kritik, dan kemajuan. Hal inilah yang kemudian mendorong lahirnya Renaissance sebagai gerakan yang berusaha mendobrak kejumudan kreatifitas berpikir manusia di bawah otoritas gereja saat itu.
Apa yang dikehendaki oleh Renaissance adalah hal-hal baru sebagai kritik terus-menerus terhadap nalar teosentrisme yang melulu dipelihara pada abad pertengahan. Dari situ kemudian lahirlah berbagai macam bidang keilmuan yang dipisahkan dari pengaruh agama dan dogma, dengan sepenuhnya didasarkan pada kekuatan subyektif akal-budi manusia (antroposentrisme).
Renaissance, meskipun bukan gerakan populer dan hanya dimotori oleh segelintir intelektual dan seniman “liberal”, gerakan ini mempengaruhi banyak hal dalam peradaban Eropa. Seni, sains, filsafat, dan –lebih dari itu- pola hidup Eropa, secara revolusioner bergerak menjauh dari style Abad Tengah yang puritan menjadi liberal. “Cogito ergo sum” yang dibawa Descartes menjadi pondasi yang sangat mendukung hal itu.
Secara ringkas dapat diketahui beberapa perubahan yang sangat signifikan terjadi di Eropa yang dalam hal ini berkenaan dengan pengaruh Renaissance, yakni di bidang sains (berikut juga seni), paradigma sosial, politik, serta ekonomi.
Ada cukup alasan yang menjadi dasar bagi pertentangan antara otoritas gereja dengan kepentingan sains. Salah satu alasan yang kiranya paling mendasar adalah bahwa dalam kenyataannya, sains, sebagai sesuatu yang relatif, seringkali bertolak belakang dengan apa yang diajarkan dan dianjurkan oleh gereja. Maka logislah jika selama gereja berkuasa ruang bebas bagi sains menjadi sempit.
Pembebasan dari otoritas gereja mendorong terbentuknya cara berpikir yang sama sekali berbeda dengan dogma Abad Pertengahan. Otoritas gereja menyatakan ketentuan-ketentuannya sebagai kepastian absolut dan tidak bisa diubah selamanya. Objektifitas semacam ini tentu menjadi ruang sempit bagi kebebasan akal manusia untuk berkreasi. Pada Renaissance, otoritas gereja yang absolut itu diluluh-lantakkan sedemikian rupa oleh sains yang pernyataan-pernyataannya dibuat secara tentatif berdasarkan kemungkinan (relatif) dan dianggap bisa dimodifikasi. 
Renaissance merupakan masa kebangkitan bagi sains. Gerakan ini mendorong tumbuhnya kebiasaan untuk menghargai aktifitas intelektual sebagai sebuah kerja sosial yang sulit, penuh tantangan dan menyenangkan, bukan meditasi menyendiri yang bertujuan memelihara ortodoksi predeterministik. Pada masa itulah tokoh-tokoh saintis banyak sekali muncul di Eropa. Di antara mereka kita kenal beberapa yang dapat dikatakan terbesar dan paling berpengaruh. Copernicus, Kepler, Galileo dan Newton adalah tokoh besar yang pengaruhnya sangat menentukan bagi perkembangan sains selanjutnya. Selain itu, berbagai macam penemuan mulai dari teleskop, mikroskop, mesin cetak, kompas, mesiu, dan sebagainya, merupakan hasil dari perkembangan sains dan ilmu pengetahuan yang luar biasa pada abad itu.
Kecenderungan baru pada masyarakat Eropa ini juga memacu perkembangan dunia seni secara revolusioner. Kebebasan berekspresi demikian menggebu-gebu mengalahkan segala tabu yang pada Abad Pertengahan menghegemoni perkembangan pemikiran manusia. Dalam hal ini Renaissance, lebih jauh dari pada membebaskan, juga membuat Eropa mengalami euforia. Seni untuk seni, sebagaimana sains untuk sains, adalah slogan yang sangat mengakar pada kesadaran banyak seniman Eropa Abad Renaissance. Michaelangelo dan Leonardo Da Vinci adalah dua di antara para jenius yang dibesarkan dalam ruang euforia itu.
Selanjutnya, apa yang juga menjadi dampak langsung dari Renaissance adalah berubahnya atmosfir sosial-politik di daratan Eropa. Hal ini terjelaskan dengan menguatnya negara-negara yang menggantikan gereja sebagai otoritas politik yang mengontrol kebudayaan. Ini merupakan awal bagi demokrasi, dalam pengertiannya sebagai paradigma sosial yang modern, yang menjadi sebuah kekuatan politik penting menggantikan monarki absolut.
Bentuk pemerintahan demokratis yang muncul sebagai paradigma baru tersebut kemudian pada perkembangannya diikuti dengan munculnya bentuk kebudayaan baru, yakni kebudayaan liberal. Model ekonomi feodalistik yang diganti dengan model kapitalistik adalah suatu pengejawantahan, sekaligus konsekuensi logis, dari paradigma liberal yang berlaku, yang memiliki pondasi kuat berupa individualisme dan, tentu saja, humanisme. Lantas, tidak hanya sampai di sini, dialektika yang berlangsung dalam situasi ini pun mendorong sekularisasi, yaitu pemisahan kekuasaan politis dari agama.

Hubungan dengan perkembangan Dunia Timur
Hal yang sangat mendasar yang harus kita ketahui dari zaman Renaisance dan kemudian berlanjut dengan invasi besar-besaran “Bangsa Barat” ke Dunia Timur adalah :
1. Ditemukannya Mesin cetak oleh Jihann Gutenberg pada abad ke-15. Mesin cetak ini yang semulanya dibuat untuk tujuan yang sepenuhnya berwatak gospel yaitu untuk mempermudah penyebarluasan Injil kepada seluruh keluarga di eropa, ternyata telah memberi jalan bagi perluasan ide-ide yang lain. Sebelum di temukannya mesin yang sanggup mencetak secara massal, semua buku di cetak dengan tekhnik “litograf” (mencetak diatas batu berukir), atau ditulis tangan. Penemuan mesin cetak ini merupakan pendobrak awal terhadap rintangan utama yan gmenghalangi berkembangnya pengetahuan dan ide-ide baru selama ini. Dan Bombardemen ide-ide dan gagasan baru ini di dukung oleh dua temuan berikutnya.
2. Penemuan Senjata api, dengan alat ini kemudian bangsa barat mulai mengimplementasikan “kehendak untuk berkuasa” nya terhadap bangsa-bangsa lemah, seperti yang kita ketahui tadi bahwa dengan di temukannya mesin cetak semua ide-ide baru muncul, dan inilah kiranya juga yang di sebut oleh Fredrich Engels dengan revolusi industri, dan sejarah kelas seperti yang di analisis oleh Karl Marx akhirnya terwujud, ada kelas yang berkuasa ada yang tidak. Ketika bahan baku untuk penyediaan Industri-industri menurun akibat banyak nya permintaan, “bangsa Barat’ kemudian mulai melakukan perjalanan-perjalanan ke daerah-daerah “baru” untuk mencari bahan baku itu.
3. Kompas (alat penunjuk arah0 menjadi bagian penting yang tidak bisa di nafikan dalam melakukan perjalanan-perjalanan mencari “dunia baru’ tersebut, banyak deretan nama yang ikut tercatat sebagai petualang-petulang penakluk bangsa bangsa baru itu, Colombus, Marco polo, Alfonso d’alburqueque, dll (walaupun dalam sejarah islam kita telah mengenal Ibn Khaldun yang sudah terlebih dahulu melakukan perjalanan dengna kompas ini sebenarnya)

Dengan ketiga alat tersebut dimulailah sejarah baru kehiduan bangsa-bangsa “baru” yang ditemukan tadi. Mesin Cetak untuk penyebaran gagasan baru, Senjata untuk melakukan penkalukan-penaklukan¸ Kompas untuk melakukan perjalanan-perjalann jauh ke daerah-daerah “baru” itu.
Kemudian ini disebut sebagai zaman Kolonialisme awal, dengan modus “perdaganan” dan mencari bahan-bahan baku untuk Industri di Barat yang mengalami kemajuan pesat setelah terkungkung lebih 4 abad, maka praktek kolonialisme mulai terbangun, dengan kecanggihan (pada waktu itu) yang dimiliki oleh armada-armada Portugis, Inggris, Spanyol, Belanda, dll mereka dengan mudah memikat penduduk lokal daerah-daerah Timur.
Timur ketika Renaisance.
Memang harus kita akui bahwa pada masa-masa terjadinya pendobrakan-pendobrakan di segala bidang akibat kungkungan agama di Barat, justru di dunia timur memulai abad “gelapnya” di tambah dengan kekalahan Islam yang pada waktu itu menjadi Ikon untuk “timur” di Perang Salib , dan mulainya dogmatisasi agama menyebar di kalangan umat Islam, Ibn Rusyd, Alkindi, Ibn Sina, dll dihabisi oleh Al-Ghazali dengan “Kerancuan Filsafatnya” yang kemudian menjadikan Pintu Ijtihad ‘tertutup” sehingga penemuan-penemuan baru baik di bidan lmu-ilmu terapan, maupun non terapan, menjadi mandeg dan tidak berkembang. Negara-negara timur jauh, pada masa-masa renaisance di Barat, pada waktu itu masih tertinggal jauh, bangsa jepang ketika melihat kapal Alfonso d Alburque-que datang langsung tercengang dan terheran-heran, Peradaban Lembah sungai kuning di Cina, Sungai Hindus di India, dan peradaban masyarakat di Indonesia ( dulu Nusantara dengan adanya kerajanan majapahit dan Sriwiajya) sibuk dengna urusan perang-perangan dengan rakyat sendiri, struktur masyarakat Feodal yang saat itu masih kuat bercokol menjadikan raja mempunyai otoritas dalam menentukan sesuatu seperti Tuhan (persis seperti Gereja sebelum Renaisance di barat).
Struktur masyaraakt feodal seperti itu justru memudahkan penakluk-penakluk dari barat menjaklankan tujuannya, aku datang, aku lihat, aku menang benar-benar dengan sukses di wujudkan, hanya dengan memegang Stick Holder masyarakat yang feodal itu (raja) urusan penaklukan sangat gampang sekali.
Strukturasi ini yang terus berlanjut sehingga melahirkan ada bangsa yang terjajah dan yang dijajah .


Kesimpulan

Dari uraian di atas mengenai sejarah Renaissance berikut pengaruh gerakan itu di Eropa, kita dapat menyimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Renaissance timbul sebagai reaksi kritis terhadap pola pemikiran sekaligus dogma religius yang berkembang pada Abad Pertengahan, yang meletakkan otoritas keagamaan (gereja) di atas otoritas rasio humanistik. 
2. Renaissance dilandaskan atas dasar humanisme liberal yang menjadi ciri khas bagi corak kesadaran modern. Rasionalisme Cartesian besar pengaruhnya dalam hal ini.
3. Semangat humanisme-liberalisme itu mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan bangsa-bangsa Eropa. Dalam hal sains, runtuhnya dominasi dan otoritas gereja memacu secara signifikan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam kekuasaan politik, runtuhnya dominasai gereja melahirkan bentuk negara nasional yang sekuler. Dari sini paradigma monarki absolut digantikan dengan demokrasi. Demikian pula dalam hal ekonomi, sistem feodalistik digantikan dengan kapitalistik.
4. Penemuan mesin cetak, senjata api, dan kompas menandai renaisance di Barat akan segera menjadi raksasa besar yang akan menaklukkan bangsa-bangsa lain, ide-ide baru yang melahirkan modus produksi baru di barat ikut berimbas ke timur karena timur menjadi sebuah hal yang menarik ketika dilihat dari persfektif kolonialisme.

Itulah beberapa hal penting yang dapat diketahui dan dipelajari dari Renaissance. Lebih lanjut, Renaissance telah memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap perkemabngan Perdanan dan sejarah Manusia, tidak hanya kepada Eropa, melainkan lebih luas kepada seluruh dunia. Liberalisme, modernisme, individualisme, dan banyak lagi yang kita ketahui (bahkan mungkin kita ikuti) adalah apa yang telah dimulai sejak Renaissance. Namun demikian, bukan berarti semua itu sempurna tanpa kritik. Sejarah adalah dialektika; dan kritik adalah salah satu hal terbesar yang menjalankannya.
Memang harus kita akui relasi wacana dengan dominasi kekuasaan sangat erat, kita terkadang dipaksa untuk mengetahui informasi yang mungkin tidak “benar” sebagai contoh, dalam Buku-buku dan rujukan-rujukan baku, kita bisa melihat bagaimana “barat” seolah-olah merekalah yang memulai sejarah peradaban manusia ini, padahal secara obyektif kita juga tidak bisa menafikan sumbangsih dari peradaban Timur terhadap Renaisance.
Terlepas dari konflik masa lalu itu, menurut kami harus ada sikap yang harus kita ambil untuk merespon keadaan rill yang nyata di depan kita saat ini, mengambil keseluruhan pemikiran itu, atau mengambil dengan catatan-catatan, atau bahkan menolak sama sekali, tentu dengan pertimbangan dan analisis yang tajam sehingga menghasilkan informasi yang akurat, sehingga dialog yang diinginkan akan tercapai untuk kemajuan peradaban manusia selanjutnya.
Selebihnya, berkenaan dengan materi pembahasan kali ini, diakui masih terdapat banyak kekurangan di sana-sini. Kekurangan yang kami sadari cukup penting, selain data-data yang mendukung dalam kaitannya dengan Renaissance, juga pemetaan historis terhadap posisi dan peran gerakan Renaissance yang sangat mungkin berkenaan dan memiliki pengaruh besar bagi perkembangan orientalisme atau pun oksidentalisme, yang merupakan bidikan pokok mata kuliah ini. Oleh karenanya, sumbangsih berupa ide, gagasan, data dan tentu saja diskusi yang hangat akan sangat diharapkan demi semakin baik dan luasnya wawasan pengetahuan kita bersama.








Akibat Renaissance
Renaissance yang mula-mula muncul Italia akhirnya mengalami perkembangan ke negara-negara Eropa dan menimbulkan pengaruh atau akibat dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk lebih jelasnya, akibat renaissance dapat diuraikan sebagai berikut:
a.     Dalam bidang ilmu pengetahuan, penyelidikan berjalan terus. Ilmu kimia tidak lagi merupakan ilmu rahasia, demikian pula ilmu Astronomi dan Geografi berkembang pesat. Ilmu pengetahuan bekembang pesat dan melalui penelitian-peneltian mengakibatkan penemuan-penemuan teknologi modern.
b.    Seni berkembang pesat, muncul semboyan “seni untuk seni”. Obyek seni berubah dari berfokus pada tokoh-tokoh cerita Injil kepada pengangungan raja-raja dan kota-kota, serta hal-hal keduniaan.
c.     Lahir Rationalisme dipelopori oleh Rene Descartes yang mengemukakan “Cogito ergo sum” (saya berpikir, karena itu saya ada).
d.    Tumbuh paham fasis sebagai pengaruh Machiavelli.
e.     Individualisme berkembang pesat.
f.     Di Inggris lahir DPR.
g.    Tumbuhnya paham Liberalisme.
h.     Di Perancis raja memperoleh kekuasaan absolut.
i.      Lahirnya kebudayaan Renaissance yang mengandung anasir kebudayaan Romawi dan Yunani Kuno.
j.      Meningkatnya hasrat belajar dan mengadakan penelitian.
k.     Terjadi perubahan politik di Inggris, yaitu lahirnya “Magna Charta” yang membatasi tindakan raja.
l.      Di Perancis muncul ahli hukum, Montesqieu (1690-1755) dengan ajarannya “Trias Politica” dan J.J. Rousseau yang menghendaki pemerintahan demokrasi.
m.   Timbulnya pengaruh dalam bidang keagamaan, yaitu lahirnya reformasi.

Latar Belakang Renaissance
Latar belakang timbulnya Renaissance adalah kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan.
Kondisi sosial 
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.

Kondisi budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.

Kondisi politik 
Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer milik raja.

Kondisi ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan penguasa.
Kondisi-kondisi di atas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.

Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance, sebagai berikut:
a.     Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan materialistis semakin berkembang mendesak kehidupan keagamaan.
b.    Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad Pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini hilang berganti dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
c.     Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis menjadi juga pusat perdagangan dan industri.
d.    Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali memegang kekuasaan politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
e.     Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.